Jumat, 30 Oktober 2009

kebiasaan yang merusak hubungan :D

1.make over
2.suasana hati yg berubah ubah ekstrem
3.gosip
4.melodrama
5.menjadi mamanya
6.kebersamaan brlebihan
7.cemburu
8.trlalu nyaman



PERHATIKAN ! BERIKUT PENJELASANNYA.....hhe . :D

1. make over

lo pst pngn si dia menjadi versi trbaik , boleh2 aja brurr .
tp lo jgn bersikukuh dgn extrem makeover , itu malah ngancurin harga diri nya ! dan mmbwt dia frustasi dan mmbwt dia ga percaya diri . blm tntu dia suka .kalo emang lo yakin akn cnta lo brdua ya lo trima apa adanya . atw biarkan dia tau apa yg lo suka. hha gampang kan ? jadi lo jangan pernah maksain pasangan lo supaya sama persis jadi artis idola lo . hha . kalo artis idola lo edward cullen atau putri diana sekalipun . itu mending . nah kalo artis idola lo ADE RAY ? atau BUNDA DORCE ? hha mampus dah tu bokin lo . wkwkwk

2.suasana hati yg brubah ubah ekstrem

kalo lo cemas , itu sih boleh" aja , tapi jgn over , klw trlalu over jgn salahin kalo dia kabur . haha mampus lo
kalo emg lo curiga atau kawatir , gampang aja brur , lo omongin bae".inget lo bukan anak bocah yg stiap detik marah dan langsung memvonis yg ga jelas . ok
biasa biasa aja akh . jangan norak . pahami satu sama lain . hhe

3.gosip

jangan pernah stiap ada masalah lo slalu crita curhat sama smua org atw terlebih kaka adik bahkan nyokap lo.itu sm aja ngancurin reputasi bokin lo.
kalo emg lo ngegepin bokin lo atw brtindak mncurigakan,jgn lgsng brtindak ,mendingan bicarakan bae"jgn pk emosi . cari pnyelesaian lgsng sm doi .atw ngga lo tulis aja surat .lo pastiin apayg yg ingin lo katakan . jangan denger gosip dikit langsung prcaya . percaya sama TUHAN woii , bukan sm bacott orang. hihii . ga semua orang suka dengan hubungan lo . jadi jangan gampang terhasut .hha bijak bgt kan gue . wkwkwk

4. melodrama

kalo lo kesel pasti lo muak benci haha wajar menn .
tapi jgn smpe lo apus fb dia,lo buang barang2 pemberian dia , lo apus jg no hp dy . atau lo apus potopoto dia .haha gila apaloe ! ga skalian aja lo guna guna tu orang . wkwkwk .
yg nm nya hati kita ga tau boss . sypa tau itu mlh jdoh lo. sypa tau lo bkl blikan lg .wlwpn ga balikan pun.anggap aja knang2an . numayan gratisan hahaha . kan bisa nambah koleksi barang antik dirumah lo tuh . hahaha
belajar dewasa.jgn pk emosi.ujung2nya pst lo nyesel .mendingan pikir ulang apa yg pngn lo lakuin . nyesel udh pst blakangan mn ada yg duluan . haha

5. menjadi mamanya

dia cnta mama nya tp apa hrs lo copycut sprti mama nya . hha ga bisa brurr . yg ada dia jenuh dan malah brtingkah sprti bocah . jd ketimbang lo ngelarang . mendingan lo tanya apa yg dia mau . kalo mau ngelarang iaa pelan2 atuh jeng . mn ada org yg mau dilarang trus . hha dgrin tuh

6. kebersamaan brlebihan

klw pcrn emg wajar mencari kbrsamaan . tp lo pkir smuanya bkl indah teruss ? hha nggak lah !
lg pula kecenderungan cowo memiliki rutinitas yg lebih bnyk dr wanita . jd wanita jg jgn sk ngintilin mulu . kasian ! risih woii . diaa jg mau nongkrg sm tmn2nya tauuk . masa mau nempel terus . haha BEGGAH !

7. cemburu

cmburu normal trjadi , tp kalo smpe mengintrogasi stiap kali dia prgi atw nuduh slingkuh ga baik brur .
telusuri dulu knp dy bgtu ,jgn lgsg salahin dia . mungkin aja ada yg salah sama sikap lo ? .atau sm otak loe kali yg kurang beres ? . wkwkwk
omongin baik" . kndalikan diri lo . jgn maen damprat aja . kali aja dia ga slh . hha mampus tengsin kan lo kalo tau tau dia ga salah . ckck . klw emg lo blom bs ngendaliin diri lo juga . sbaiknya jgn pcrn dulu deh .kasian nanti yg jd cowo lo
NAH lo ... RASAKAN !

8. terlalu nyaman

trlalu nyaman emg indah , tp emg nya lo mau nyaman teerus ? . haha basi bos
cari sisi misterius dia . telusuri bersama . pasti seru . atau mencoba hal baru brsama .
kalo lo sering bertikai , wajar lah . anggap aja rintangan . biar pacaran lo ga statis ! . jd pertikaian anggap aja bumbu pemanis . kalo semakin deras hujan yg turun , pasti akan muncul pelangi yg smakin indah . hhe NGERTI GAK LOE !
aseeek dah ..
hhaha
Kamis, 29 Oktober 2009

21cineplex versi mobile

21cineplex mobile

Pengen tahu jadwal bioskop 21, tapi enggak sempat ngecek di internet?

Pasti banyak yang belum tahu bahwa bioskop 21 ternyata memiliki versi WAP/mobile. Dengan menggunakan WAP di handphone anda, anda bisa mencari jadwal film yang anda tunggu di kota anda. Bahkan lengkap dengan sinopsisnya.

Caranya mudah, cukup nyalakan handphone (yang support WAP tentunya), dan ketik di WAP browser anda www.21cineplex.com/m. Anda langsung akan masuk ke halaman pertama 21cineplex.com versi mobile. Seluruh jadwal jaringan bioskop 21 dan sinopsis dari film yang diputar sekarang berada di genggaman anda.


waw..jadi lebih gampang ga repot kalo pengen nonton dadakan.hhaha




cara auto refresh otomatis !!!!

disini gua mau share entang cara gimana kita meng auto refresh sebuah link atau url tertentu dan untuk tujuan tertentu. tanpa perlu cape cape untuk menggerakkan tangan kita dan memegalkan tangan kita untuk memencet reload.
disini gua mau share entang cara gimana kita meng auto refresh sebuah link atau url tertentu dan untuk tujuan tertentu. tanpa perlu cape cape untuk menggerakkan tangan kita dan memegalkan tangan kita untuk memencet reload.


langkah pertama yang kalian lakukan adalah membuka link dibawah ini.



http://www.refreshthis.com/

kemudian kalian akan menemukan sebuah kotak, isi kotak tersebut dengan web kamu atau blog kamu atau url yang kamu ingin refresh.

lalu disebelah kotak tersebut terdapat pengaturan yang dapat kalian atur sesuai keinginan anda untuk menentukan interval waktu yang dinginkan.

jika sudah selesai maka klik tombol START..

selesai..

jangan close tab atau window tersebut.biarkan dan otomatis setiap interval waktu tertentu akan me refresh otomatis.


"jangan lupa comment ya..."

Rabu, 21 Oktober 2009

Tugas Kliping

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA ERA GLOBALISASI

Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik.

Tidak berlebihan jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar Amerika !”. Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari, yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang bergerak di bidang jasa. Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern. Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior sumber daya manusianya. Sehingga tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan dengan peralatan komputer yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-alat administratif yang notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di dunia pada awal tahun 1960-an.

ERA KOMPUTERISASI
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya sehari-hari. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.

ERA TEKNOLOGI INFORMASI
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer, bahkan mainframe). Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing)
perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual. Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa.

Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen. Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base company” yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal. Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan
pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan

ERA GLOBALISASI INFORMASI
Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan dibidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial. Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual world of computer. Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic transaction dengan mempergunakan electronic money.
Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar.

Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan. Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.

PERUBAHAN POLA PIKIR SEBAGAI SYARAT
Dari keempat era di atas, terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi informasi sejak dipergunakannya komputer dalam industri hingga saat ini terkait erat satu dan lainnya. Memasuki abad informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru, teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin berarti harus merubah mindset. Merubah mindset merupakan hal yang teramat sulit untuk dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau pada saat ini dunia maju dan negara-negara tetangga Indonesia sudah memiliki komitmen khusus untuk mengambil bagian dalam penciptaan komponen-komponen sistem informasi, bagaimana dengan Indonesia? Masih ingin menjadi negara konsumen? Atau sudah mampu menjadi negara produsen? Paling tidak, hal yang harus ada terlebih dahulu di setiap manusia Indonesia adalah kemauan untuk berubah. Tanpa “willingness to change”, sangat mustahillah bangsa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun kembali bangsa yang hancur ditelan krisis saat ini.


---Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan---


Pemberdayaan tunjang strategi korporat

Salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya pemberdayaan, adalah penempatan pengembangan SDM dalam strategi korporat. Pemberdayaan akan terbentur seandainya berada di luar agenda strategi perusahaan.

Salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya pemberdayaan, adalah penempatan pengembangan SDM dalam strategi korporat. pemberdayaan (empowerment) akan terbentur seandainya berada di luar agenda strategi perusahaan.

Penempatan pemberdayaan ini dapat terabaikan di perusahaan tanpa budaya korporat yang berorientasi manusia. Cukup memprihatinkan prilaku banyak perusahaan Indonesia yang kurang memperhatikan SDM.

Ini tercermin antara lain dari rendahnya tingkat remunerasi, minimnya pelatihan dan pengembangan, kurang jelasnya jalur karier, dan rendahnya pemberdayaan karyawan. Pemikiran mengenai tenaga kerja murah dan 'keluar satu, masuk seribu' memperburuk perlakuan terhadap SDM.

Sebaliknya, keraguan terhadap kapasitas karyawan untuk membuat keputusan strategis acapkali beralasan. Karyawan di lapisan rendah diragukan memiliki keterampilan konseptual sebagai dasar pengambilan keputusan, yang secara klasik harus dikuasai para pemegang jabatan manajerial. Penerapan pemberdayaan memerlukan kesiapan dan kompetensi karyawan karena harus memikul tanggung jawab dan tugas yang lebih berat.

Nilai strategis

Pemberdayaan memang menjadi bagian manajemen SDM sehingga berada pada tataran fungsional/operasional perusahaan. Dalam konsep keunggulan kompetitif, SDM menjalankan fungsi penunjang dalam mata rantai nilai bisnis yang diperkenalkan Michael Porter.

Untuk menunjang strategi keunggulan biaya, program-program pemberdayaan relevan bagi peningkatan keunggulan biaya perusahaan. Namun pemberdayaan sebenarnya mengandung nilai-nilai strategis yang menentukan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.

Dua hal penting membenarkan pemikiran ini. Pertama, manajemen memperkenalkan pemberdayaan untuk mendorong terciptanya pemikiran dan gagasan strategis pada lapisan manajemen yang lebih rendah.

Pembagian power dan pendelegasian wewenang ke karyawan mencerminkan keinginan manajemen puncak untuk mendorong karyawan di lapisan lebih rendah agar mampu membuat keputusan strategis di lapisannya. Salah satu persyaratan pemberdayaan adalah mengomunikasikan secara jelas visi perusahaan, sasaran bisnis, arah, dan manfaat yang diharapkan (bagi konsumen, perusahaan, dan karyawan secara individual). Pemberitahuan kepada karyawan apa yang harus dilakukan tanpa mengkomunikasikan 'mengapa' jarang memberi hasil signifikan.


Kedua, pemberdayaan memerlukan pendekatan komprehensif untuk mengoptimasi sumber daya perusahaan. Pelibatan karyawan melalui manajemen partisipatif (total quality management) dalam proses pengambilan keputusan mencerminkan pendekatan tersebut.

Dimasukkannya pemberdayaan dalam strategi korporat tetap penting. Strategi menjadi patokan atau pedoman kegiatan perusahaan.

Pendekatan strategis dari pemberdayaan menunjukkan peran pemberdayaan yang lebih luas. Strategi pemberdayaan setidaknya berjalan seiring dengan strategi bisnis yang berfungsi untuk menjadi:

1. Sasaran dan tujuan jangka panjang manajemen. Alfred D. Chandler mengartikan strategi sebagai penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka panjang dari perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang perlu untuk melaksanakan sasaran-sasaran ini.

2. Sumber keunggulan diferensial perusahaan yang menentukan keunggulan kompetitif perusahaan. Kenichi Ohmae mengartikan strategi sebagai cara di mana perusahaan berupaya mendiferensiasikan diri secara positif dari para pesaingnya dengan menggunakan kekuatan korporat untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik.

3. Sumber kekuatan internal perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Ohmae menekankan pentingnya strategi yang sebenar-nya tidak lebih dari rencana aksi untuk memaksimalkan kekuatan perusahaan terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan bisnis.

Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi, penulis buku The Knowledge-Creating Company, menunjukkan pentingnya unsur pemberdayaan dalam strategi perusahaan. Mereka mengangkat pendekatan strategi korporat, yang disebut resource-based approach dengan orientasi kompetensi, kapabilitas, keterampilan atau aset-aset strategis sebagai sumber keunggulan kompetitif perusahaan.

Perang persaingan yang begitu dinamis menyebabkan perusahaan mengandalkan unsur-unsur di atas yang berasas pada proses belajar untuk beradaptasi dengan dinamika- perubahan bisnis.

Namun pemberdayaan tetap berbeda dengan strategi. Pebisnis tetap membedakan wilayah strategis dari wilayah operasional manajemen.

Wilayah strategis berada di lapisan puncak oraganisasi, sementara wilayah operasional di manajemen marketing, produksi/operasi, SDM, dan keuangan/akunting. pemberdayaan tentu berada dalam wilayah manajemen SDM yang menopang strategi korporat.

Kegiatan manajemen fungsional mengacu pada strategi masing-masing fungsi menajemen di bawah visi dan strategi korporat. Sebaliknya, strategi korporat dirumuskan berdasarkan unsur-unsur fungsi manajemen dengan mempertimbangkan lingkungan bisnis.


---strategic Uses of Information Technology---

Isu efisiensi dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI) pada perpustakaan tidak selalu mendapat respon positif dari semua pegawai perpustakaan. Keharusan untuk belajar sistem, metode dan teknologi baru juga bisa menjadi beban disamping bayang-bayang dimarahi oleh para pengunjung yang tidak puas dengan hambatan pelayanan pada awal-awal implementasi sistem, terlebih jika tidak dilakukan persiapan dan sosialisasi yang baik. Selain itu bukan tidak mungkin para pustakawan atau calon pustakawan akan melihat kecanggihan dari perpustakaan dengan format digital justru berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja di perpustakaan karena dapat meringkas perpustakaan konvensional yang biasanya memakan tempat seluas ribuah meter persegi serta membutuhkan ratusan pegawai menjadi sebuah komputer server yang dilengkapi dengan sistem otomasi.

Selain itu pengalaman buruk pada praktek implementasi Teknologi Informasi di perpustakaan dan organisasi lain yang sering terjadi sacara gradual atau susul menyusul baik di sisi perangkat keras maupun perangkat lunak menyebabkan implementasinya sangat lambat dan bersifat tambal sulam. Masing masing proses menggunakan tools yang berbeda-beda antara satu fungsi dengan fungsi yang lainnya, sehingga bukan hanya menghasilkan sistem yang kurang efisien karena tidak terintegrasi satu sama lain antara bagian-bagiannya, akan tetapi di sisi pengguna (user) akan ada keharusan untuk memberikan lebih banyak waktu, usaha,dan kesabaran untuk melakukan penyesuaian dan penguasaan di tiap-tiap bagian yang berbeda tersebut.

Walaupun sampai saat ini belum ada penolakan secara langsung dengan tindakan frontal semacam pemboikotan terhadap penerapan Teknologi Informasi, akan tetapi bukan tidak mungkin para pegawai akan merasa terbebani dan berefek pada penurunan semangat kerja. Beban disini tidak hanya karena harus belajar sesuatu yang baru sebagaimana dibahas diatas, tetapi juga ada kemungkinan beberapa pegawai yang tidak ingin berubah karena sudah nyaman dan cinta melakukan jenis pekerjaan yang telah bertahun-tahun ditekuninya. Isu lain yang tidak kalah besar pengaruhnya adalah kepastian terjadinya perubahan struktur organisasi yang akan mengakomodir kebutuhan sumber daya untuk untuk implementasi Teknologi Informasi ini.

Namun kenyataan bahwa perpustakaan khususnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) untuk menggunakan Teknologi Informasi sudah tidak bisa dielakkan lagi. Perkembangan data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan saat ini pun sangat beragam, dimulai dari sisa pustaka tradisional yang dulu hanya terdiri dari kumpulan koleksi manuskrip, foto, buku tanpa katalog, kemudian setelahnya perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index). Katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini jelas membutuhkan dukungan sistem dan infrastruktur Teknologi Informasi untuk bisa mengakomodasinya.

Sedangkan untuk pekerjaan manajemen (teknik pengelolaan) seiring dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, mendesak untuk terealisasinya penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan dengan pemikiran dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi terhadap berbagai kegiatan bisnis dan manjerial di perpustakaan, yang saat ini dikenal dengan istilah sistem otomasi perpustakaan (library automation system).

Berangkat dari hal ini semua maka perlu dicermati bahwa hadirnya Teknologi Informasi di PNRI tidak boleh disalahpahami hanya sebagai trend teknologi atau isu penunjang biasa, dengan persiapan seadanya dan didasari ikut-ikutan karena takut distempel ketinggalan jaman. Implementasi TI di PNRI haruslah disertai bekal pengetahuan, kesiapan materi, bekal keterampilan yang memadai dan rencana yang matang, karena jika tidak maka bisa dipastikan akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan energi, dan yang lebih parah malah justru mengarah ke penurunan tingkat pelayanan di PNRI.

Semua hal diatas ditambah lagi tantangan untuk PNRI dalam mempersiapkan implementasi Teknologi Informasi yang tidak hanya diharapkan dapat meningkatakan pelayanan di internal PNRI, akan tetapi yang lebih besar adalah sebagaimna isi Keppres Nomor 11 tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional yang mengamanahkan beberapa tugas kepada PNRI dimana salah satunya adalah untuk menjadi pusat pengembangan sistem dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan dalam rangka pembina semua jenis perpustakaan di Indonesia.

Keharusan Menentukan Strategi dalam Implementasi TI

Sebelum Teknologi Informasi diterapkan pihak pengambil keputusan harus yakin dan dapat meyakinkan semua pihak terutama para pustakawan bahwa Teknologi Informasi ini akan membawa PNRI lebih baik dan menguntungkan semua stakeholder-nya. Untuk mendapatkan keyakinan tersebut maka harus disusun strategi jitu untuk pengimplementasian Teknologi Informasi yang diharapkan bisa menjamin manfaat TI yang diperoleh akan sebanding dengan investasi yang ditanam, dan mengatasi permasalahan pertumbuhan teknologi yang sangat cepat. Di atas itu semua strategi Teknologi Informasi ini tentunya harus sejalan dengan strategi organisasi PNRI.

Mengutip apa yang ditulis oleh Eko Indrajit[3] beberapa alasan kenapa perencanaan strategis harus dibuat, yang pertama adalah karena sumber daya yang dimiliki organisasi sangat terbatas, sehingga harus digunakan seoptimal mungkin. Kedua, untuk meningkatkan daya saing atau kinerja organisasi, karena para kompetitor memiliki sumber daya teknologi yang sama dan pembedanya nanti adalah siapa yang memiliki eksekusi terbaik. Alasan ketiga adalah untuk memastikan bahwa aset TI dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan profitabilitas organisasi, baik berupa peningkatan pendapatan (revenue) maupun pengurangan biaya-biaya (costs). Keempat adalah untuk mencegah terjadinya kelebihan investasi (over investment) atau kekurangan investasi (under investment) di bidang TI. Dan alasan terakhir adalah untuk menjamin bahwa TI yang direncanakan dan dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan bisnis organisasi.

Tidak semua produk TI tergolong baik, dari sekian banyak produk yang ditawarkan, lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil. Sebab itu pada tahap persiapan dan perencanaan, akan dianalisa dan diusulkan beberapa skenario atau pilihan (options), dimana setiap skenario memiliki variabelnya masing-masing seperti biaya (costs), manfaat (benefits), resiko (risks), dampak (impacts), tingkat kesulitan (complexity), hambatan (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.

Para pengambil keputusan juga harus mempelajari arah dan perkembangan TI secara global agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan dikembangkan di organisasi. Maka harus dilakukan pemilahan terhadap teknologi mana saja yang masih dalam tahap percobaan atau perkenalan (infancy/emerging), perkembangan (growth), stabil (mature), dan mulai ditinggalkan (facing out). Tentunya dalam pembuatan sistem jangka panjang dan perencanaan harus diperhatikan agar jangan sampai menggunakan metode atau teknologi yang sudah mengarah ke teknologi basi (facing out).

Salah satu metode yang bagus adalah dengan melakukan penelitian terhadap penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan-perpustakaan nasional di negara-negara lain, sehingga menjadi acuan bagi PNRI. Namun harus diingat bahwa suatu sistem yang berhasil di tempat lain belum tentu sesuai dan berhasil di tempat kita, karena tentunya ada beberapa kondisi dan karakteristik yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda pula.

Salah satu dari unsur Teknologi Informasi tersebut adalah brainware, yang merupakan unsur paling kritikal melebihi unsur lainnya (software dan hardware). Jika diibaratkan hardware dan software adalah senjatanya, maka penentu utamanya tetap adalah man behind the gun yaitu dalam hal ini brainware. Manusia (brainware) yang akan mengimplementasikan sistem informasi yang dibangun, mengembangkan TI sejalan dengan perkembangan organisasi di masa mendatang, serta penentu srategi kebijakan TI itu sendiri. Oleh karena itu untuk tahap awal perlunya kita mengarahkan perhatian pada pembenahan faktor brainware dalam memulai penerapan TI di PNRI, sambil secara paralel melakukan persiapan dan perancangan sistem yang matang.

Persiapan Implementasi Dimulai dari SDM

Faktor terbesar penyebab kegagalan dari penerapan TI berasal dari kurang jelinya pengambil keputusan yang tidak memperhatikan adanya ekpektasi yang tidak relevan antara pengembang TI dan pihak pengguna. Pihak pengguna berharap sebuah sistem yang sempurna tanpa celah, serba bisa dan selalu lancar, sedangkan pengembang sistem tidak mau tahu kondisi dan kemampuan dari pengguna yang akan menggunakan teknologi tersebut.

Penulis pernah terlibat proyek Sistem Informasi (SI) lengkap untuk perpustakaan pada sebuah lembaga pemerintah yang bisa dikatakan gagal. Pengembangan aplikasinya sendiri hampir tidak ada masalah, hal ini karena sudah ada beberapa contoh aplikasi SI yang digunakan di tempat lain bahkan beberapa termasuk Free Open Source Software (FOSS) dan sudah terbukti digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan besar dan ternama di dalam dan luar negeri, beberapa aplikasi tersebut misalnya Open Biblio , OtomigenX yang dikembangkan KMRG ITB, Senayan dari Diknas ,dan lain-lain. Proyek ini kami nilai gagal karena waktu adaptasi dan pengaplikasian Sistem Informasi yang sangat lama dari pengguna, dimana beberapa bulan setelah tahap serah terima dan maintenance kami melakukan costumer retention dan mendapati pengguna masih lebih suka menggunakan metode manual. Walaupun kami sudah memenuhi semua request dari klien sebagaimana perjanjian proyek, akan tetapi ternyata baik kami sebagai pengembang dan pengambil keputusan dari pihak klien kurang memperhatikan kesiapan dari pihak pengguna yang akan bersentuhan langsung dengan SI tersebut.

Oleh karena itu tentu akan sangat naif kalau PNRI “bermimpi� untuk bisa memberi layanan berkelas menggunakan Teknologi Informasi, dengan jargon-jargon canggih seperti onliene access, digital library, dan lain-lain, jika SDM dari PNRI sendiri saja tidak terbiasa bahkan antipati dengan Teknologi Informasi ini sendiri. Tentunya kita juga tidak muluk-muluk mengharapkan semua SDM merupakan pakar atau ahli di bidang TI, akan tetapi setidaknya diharapkan semua SDM cukup terbiasa, senang dan tidak menolak hadirnya Teknologi Informasi tersebut.

Terlebih lagi di era informasi saat ini dengan persaingan superkompetitif, organisasi yang kemampuan SDM-nya hanya diperbaiki sejalan dengan kemajuan teknologi, pasti akan ketinggalan terus. Apalagi jika organisasi sama sekali tidak mengusahakan adanya pembelajaran yang berkelanjutan bagi seluruh SDM di organisasinya, pasti tidak akan dilirik lagi oleh pihak luar karena cara-cara pelayanan yang sudah tidak tepat dan ketinggalan. Dengan demikian, organisasi dan SDM perlu saling bahu membahu untuk menerapkan paradigma pembelajaran yang berkelanjutan. Pembelajaran ini pun harus diusahakan dengan cepat agar mampu mengimbangi dari kecepatan belajar industri yang ditekuni.

Hastings pernah merumuskan tentang kriteria sebagai pustakawan era digital dimana beberapa diantaranya adalah harus mampu berkembang dalam perubahan, belajar terus-menerus tetapi selektif, dan bereksprimen tanpa akhir, serta memiliki keuletan terhadap potensi dan kesukaran teknologi. Pada satu titik tertentu, inovasi teknologi mempengaruhi tidak hanya kompetensi teknis SDM, tetapi juga merangsang “technology knowledge� SDM dalam organisasi tersebut, yaitu bentuk asumsi dasar dan pola pandang SDM terhadap proses internal dan hubungan antar unit organisasi. Bahkan di saat investasi di bidang perangkat keras dan lunak sudah saatnya diganti, inovasi di SDM dapat berperan besar disini, termasuk menjawab tantangan menciptakan fungsi-fungsi layanan baru dan menciptakan jenis-jenis produk baru untuk PNRI khususnya dan perpustakaan pada umumnya yang jujur saja mulai ditinggalkan masyarakat.

Dengan kesiapan dari SDM maka resiko kegagalan implementasi TI akan dapat ditekan. Faktor ketidakcocokan budaya dan keterbatasan keahlian bahkan seharusnya bisa mulai diatasi dari tahap perencanaan. Peningkatan kemampuan SDM untuk mengoperasikan dan memelihara sistem dilakukan pada tahap perencanaan karena diharapkan bisa terjadi interaksi langsung antar pengguna dan pengembang. Sisi positif lainnya adalah pada tahap alih kelola nantinya diharapkan tidak lagi sulit tercipta budaya kerja yang baru bagi semua personal yang terlibat. Kecepatan perubahan TI dan aplikasinya pada sistem dan proses internal suatu organisasi akan menjadi terhambat jika SDM tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengoperasikan teknologi dan sistemnya.

Maka disini penulis sangat menyarankan agar pada tahap awal persiapan implementasi Teknologi Informasi segera dimulai dengan membenahi SDM terlebih dahulu. Usaha-usaha untuk menumbuhkan perasaan butuh dan suka di dalam para pemimpin, pustakawan, dan lain-lain di lingkungan internal PNRI harus dijalankan. Karena kita semua tahu bahwa pekerjaan berkaitan langsung dengan manusia adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu yang tidak singkat, akan tetapi hampir dapat dipastikan jika sudah berhasil maka implementasi TI akan jauh lebih mudah dan sukses. Untuk itu SDM di PNRI harus diberi metode pengenalan dan pembelajaran secara tepat dalam formulasi yang sejalan dengan tahapan implementasi sistem TI tersebut.

Langkah Mudah dan Sederhana dalam Pembentukan SDM dengan TI

Menciptakan, memelihara dan memutakhirkan kemampuan SDM tidak selalu harus mahal, rumit dan sampai mengorbankan banyak waktu kerja, misalnya karena harus selalu berbentuk pelatihan, konferensi, seminar dan semisalnya. PNRI dapat melakukan banyak hal untuk dapat meningkatkan kemampuan SDM-nya dengan memanfaatkan fasilitas TI yang murah, sederhana, bahkan kemungkinan besar sebetulnya sudah dimiliki oleh PNRI.

Yang pertama tentu saja mengoptimalkan Internet. Pengetahuan tentang berbagai hal dapat dibangun dengan cara menjelajah berjuta-juta website, menonton video tutorial, dan lain sebagainya yang ada di Internet. Mailing list serta forum fasilitas diskusi di Internet dapat kita ikuti sesuai dengan kesukaan dan kebutuhan kita masing-masing. Bahkan semua fasilitas Internet yang sangat banyak itu dapat dengan mudah dipilah dengan adanya fasilitas mesin pencari.

Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang diminati, bisa dipastikan tersedia informasinya di Internet. Para pegawai dapat mengakses secara online dari berbagai tempat untuk mendapatkan sumber primer tentang berbagai info perkembangan dunia dan teknologi dalam hitungan detik.

Walaupun harus diakui di awal akan terjadi kesulitan dan kebingungan serta kemungkinan disertai penggunaan yang kurang tepat dari Internet, tapi lama kelamaan apabila diberi tuntunan dan aturan yang tegas para pegawai akan dapat terbiasa menggunakan Internet secara tepat dan bijak. Cara yang perlu dicoba adalah mengkondisikan agar seluruh pegawai mau tidak mau harus menggunakan Internet, seperti memberikan pengumuman dan koordinasi berkaitan dengan organisasi melalui email atau website, dan lain sebagainya. Para pustakawan di PNRI dapat diberi fasilitas akses ke internet dan mencoba sendiri satu-persatu fiturnya, seperti voice chat, video conference, VOIP dan lain-lain sehingga mereka dapat merasakan manfaat secara langsung untuk kegiatan pribadinya. Jika hal ini terealisasi dan berjalan lancar, maka dapat dipastikan kendala antipati terhadap TI sudah bukan masalah lagi.

Selain itu untuk keperluan pembelajaran bisa menggunakan media e-Learning yang bisa diimplementasikan dengan resource yang sangat sederhana bahkan semuanya bisa dikatakan sudah tersedia di PNRI, adapun komponen-komponen yang membentuk e-Learning adalah:

1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa Personal Computer (PC), jaringan komputer, intranet, Internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila diharapkan ingin menghadirkan layanan synchronous learning melalui teleconference.

2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang open source sehingga dapat diterapkan dengan cepat, murah dan sangat fleksibel, beberapa diantaranya adalah Moodle, Atutor, Claroline, dan lain-lain.

3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Saat ini berbagai macam materi bisa didapat dari berbagai tempat, yang paling mudah tentunya adalah dengan mengunduh (download) dari Internet, seperti materi-materi IlmuKomputer.com yang bisa diperoleh secara gratis.

Setelah proses pembelajaran secara konvensional ataupun menggunakan e-Learning berjalan, maka selanjutnya metode yang sangat besar manfaatnya jika dapat dikembangkan adalah sistem belajar terpadu dan pengelolaan pengetahuan di lingkungan PNRI melalui Knowledge Management (KM). Pengetahuan, atau informasi yang sudah diolah, merupakan alat yang dapat membantu organisasi dalam mengambil keputusan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Pengetahuan ini bisa dikendalikan. Untuk itu, organisasi perlu mencari, menciptakan, dan mempertahankan SDM yang memiliki ataupun yang dapat membuka akses untuk memperoleh informasi tepat yang diperlukan. Jika informasi sudah diperoleh, organisasi perlu mengelolanya sedemikian rupa sehingga dapat digunakan bersama oleh orang-orang yang tepat agar hasilnya juga optimal.

Tentunya dipilih praktik-praktik Knowledge Management yang sederhana agar mudah digunakan oleh berbagai tingkatan pengguna. Misalnya membiasakan para pegawai untuk mengatur dan merapikan bermacam berkas yang sudah diunduh dari berbagai situs, membuat kategori yang baik, dan memasukkan ke file sharing dalam jaringan lokal agar dapat dimanfaatkan bersama-sama. Praktik lainnya adalah membiasakan seluruh pegawai PNRI untuk menulis segala pengalaman, informasi penting, atau pengetahuan di dalam wiki internal yang dapat menggunakan bermacam-macam aplikasi wiki gratis yang termasuk FOSS, seperti TikiWiki, DokuWiki, MediaWiki[, dan lain-lain. Atau membiasakan kepada para pegawai untuk menulis dan berbagi ilmu melalui media blog yang saat ini sedang populer.

Masalah berbagai pengetahuan dalam suatu organisasi saat ini menjadi suatu isu penting baik di bidang bisnis maupun non-bisnis, karena bisa dikatakan semua kegiatan manusia sesungguhnya adalah kegiatan berorganisasi. Tidak ada kegiatan yang akan berjalan lancar, jika tidak ada pengorganisasian yang baik, dan tidak ada manfaat atau keuntungan yang bisa diperoleh, jika sebuah organisasi tidak berjalan dengan baik. Dan setiap organisasi memiliki anggota, dimana masing-masing anggota bekerja berdasarkan pengetahuannya, maka mengelola pengetahuan akhirnya adalah mengelola anggota-anggota itu artinya mengelola manusia juga adanya.

Dengan KM yang tepat, organisasi bisa mengembangkan teknologi canggih yang dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh para pimpinan di bagian atas dari organisasi untuk keperluan strategis, tetapi juga oleh seluruh organisasi. Selain itu efek samping positifnya adalah turnover pegawai di lingkungan PNRI tidak lagi akan signifikan mengganggu kegiatan bisnis dan organisasi, karena bisa di-backup oleh pegawai yang lain. Jadi, KM dapat memperlancar information sharing dalam organisasi, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan budaya inovasi, pembelajaran yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas dari SDM organisasi. Knowledge management memungkinkan terjadinya information sharing, sehingga penyebaran pengetahuan dapat menjadi lebih cepat dan merata di seluruh pegawai PNRI.

---Membangun Customer Focused Bisnis---

Budaya membangun service culture pada pelanggan internal sudah seharusnya menjadi tujuan perusahaan yang ingin customer focus. Membangun service culture ini tidak cukup hanya melalui pelatihan-pelatihan singkat, apalagi yang dilakukan sesaat menjelang adanya kontes kepuasan pelanggan.

Pada awalnya, pendekatan top down merupakan cara yang efektif dalam membangun service culture ini. Artinya, kesadaran dan contoh teladan harus datang dari pucuk pimpinan, disemaikan ke bawah dengan berbagai media penyampaian. Membangun service culture ini harus dipandang sebagai sesuatu yang stratejik sifatnya. Oleh karena itu, dorongan dari atas akan sangat efektif. Baru setelah mulai berjalan, empowerment of employees menjadi tahap berikutnya. Memberikan keleluasaan pada karyawan pada batas tertentu akan mendorong karyawan berkreasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Dari dua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa membangun service culture bukanlah upaya instan yang akan memberikan hasil instan pula. Ini yang penting disadari.

Service culture harus dibangun dalam tubuh perusahaan secara keseluruhan. Tidak hanya pada frontliners. Banyak service provider yang mengira dengan melatih para frontliners agar dapat memiliki budaya melayani, berarti tugasnya sudah selesai. Padahal, para fronliners ini tidak mungkin dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa adanya dukungan dari back office yang juga memiliki orientasi yang sama.

Satu hal yang rasanya perlu dicermati oleh para service provider saat ini, sebagai contoh industri telekomunikasi, yaitu: adanya pola outsource karyawan, terutama karyawan yang menjadi garda terdepan perusahaan. Dengan pola ini, di satu sisi memang perusahaan dapat mencapai efisiensi yang diinginkan, namun di sisi lain ada risikonya. Karyawan ousource ini belum tentu dapat menghayati nilai-nilai perusahaan, apalagi memahami secara utuh service culture yang dibangun oleh perusahaan. Akibatnya, service delivery-nya belum tentu optimal, atau dengan kata lain, belum mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan. Inilah yang terkadang merupakan salah satu sebab dari timbulnya over promise-under delivery.

Membangun service culture perlu didukung dengan pola reward dan punishment yang jelas dan memadai. Menuntut karyawan memiliki budaya melayani tanpa adanya penghargaan yang baik, tidak akan efektif. Karyawan hanya akan menjadi mediocre, melayani seadanya dan secukupnya, karena memang kurang termotivasi. Customer focus bukanlah suatu retorika, yang hanya dicanangkan untuk mencapai tujuan sesaat. Customer focus sesungguhnya adalah nadi suatu perusahaan, yang denyutnya harus terasa terus selama perusahaan hidup dan berkembang.


---Value Chain & Strategic Informastion System---

Tingginya tingkat persaingan bisnis menuntut perusahaan untuk meningkatkan strategi dalam memenangkan persaingan. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan strategi pembenahan kondisi internal perusahaan. Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) dengan dukungan Analisis Metode Jalur Kritis (Critical Path Method) merupakan instrumen yang tepat untuk melakukan analisis kondisi internal perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Lapangan (Field Research) berupa Pengamatan Langsung (Observation), Wawancara (Interview) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Metode analisis yang digunakan yaitu : Analisis Lima Kekuatan Bersaing Porter, Analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threat) dan Analisis Rantai Nilai. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT. Tristara Makmur perlu membenahi kondisi internal perusahaan khususnya pada pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi yang lebih tepat guna. Dapat disimpulkan bahwa PT. Tristara Makmur sudah memiliki strategi dalam menjalankan proses bisnisnya, namun perusahaan memerlukan dukungan Teknologi Informasi agar mampu menggunguli para pesaingnya.


---Re-engineering Bussiness Process---

Fenomena yang belakangan ini melanda dunia bisnis adalah makin pentingnya peran konsumen serta keragaman keinginan konsumen yang menuntut fleksibilitas yang tinggi bagi pelaku bisnis. Belum lagi fenomena perubahan lingkungan yang berlangsung sangat cepat dan permanen (selalu berubah).

Hal-hal tersebut di atas menuntut suatu pendekatan baru dalam penataan manajemen bisnis yang sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang selama ini dilakukan oleh pelaku bisnis.
Business Process Reengineering menawarkan solusi terhadap semua masalah di atas dengan memanfaatkan semua informasi yang didapat di antaranya melalui eTOM. Menurut Hammer BPR adalah “The fundamental analysis and radical redesign of business processs to achieve dramatic improvement in critical measures of performance”.

Dengan cara ini diharapkan akan terjadi peningkatan performansi yang luar biasa ditinjau dari aspek kecepatan, mutu,biaya dan pelayanan.


Rabu, 14 Oktober 2009

TUGAS PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA

Upload scan dari tugas Pengantar Grafik Komputer dan Pengolahan Citra



scan tugas lembar 1.


scan tugas lembar 2





.

Rabu, 07 Oktober 2009

Putri Duyung Mojokerto Gempar

putriduyung

Kabar munculnya ikan mirip putri duyung di kolam peninggalan Kerajaan Majapahit membuat heboh warga Mojokerto Jawa Timur. Ikan yang diyakini sebagai jelmaan petinggi Kerajaan Majapahit ini berwarna coklat dan mempunyai kepala mirip manusia.

“Warnanya agak kecoklatan dengan kepala mirip manusia dan ekor seperti Putri Duyung,” kata Sulaiman,32, warga asal Kecamatan Bangsal, Mojokerto, Rabu (9/9).

Selama ini, Sulaiman mengaku belum pernah melihat bentuk Putri Duyung. Namun, ikan itu memiliki ekor yang hampir sama dengan gambar Putri Duyung, seperti yang ada di film. Namun setelah kembali menunggu untuk melihat Putri Duyung itu muncul tak pernah ada lagi.

Tidak hanya Sulaiman, penampakan ikan aneh juga pernah diketahui Budi Prastyo,29, warga asal Kecamatan Jatirejo. Budi mengaku beberapa hari yang lalu sempat melihat ikan itu. “Panjangnya kira-kira tidak sampai 30 sentimeter,” ujar Budi.

Sumber: Poskota/Lintas Berita

Metallica Klaim Lagu Rhoma Irama

Berikut ada video klip hasil editan yang diupload oleh hendra5150 di Youtube.

Video yang mengkolaborasikan lagu H Rhoma Irama dengan vide klip Metallica. Hasil editan yang kreatif dan pas. Jadinya lucu.. Ternyata gayanya bisa matching juga dengan lagunya.

Judulnya pun lucu menggelitik; “Metallica Mengklaim Lagu Rhoma Irama” :D

Atlantis yang Hilang Ternyata Indonesia

Seorang ilmuwan asal Brazil Prof. Arysio N. dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan “Atlantis the Lost Continents Finally Found”. Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia.

Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari para Dewa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.

Pencarian dilakukan di samudera Atlantik, Laut Tengah, Caribea, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata.

Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya. Dia mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini.

Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology.

Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visits.

Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut?

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.

Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.

Gambar 1 : Atlantis

Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.

Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon. Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.

Sulawesi, Maluku dan Irian masih menyatu dengan benua Australia dan terpisah dengan Sumatera dan lain-lain itu. Kedua kelompok pulau ini dipisahkan oleh sebuah selat yang mengikuti garis ‘Wallace’. (Lihat gambar 1)

Gambar 2 : Atlantis (National Geographic Magazine)

Gambar 2 : Atlantis (National Geographic Magazine)

Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.

Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.

Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.

Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan.

Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) . Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut. Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia.

Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.

Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.

Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.

Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.

Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.

Santos telah menduga hal ini lebih dari 20 tahunan yang lalu sewaktu dia mencermati tradisi-tradisi suci dari Junani, Roma, Mesir, Mesopotamia, Phoenicia, Amerindian, Hindu, Budha, dan Judeo-Christian. Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.

Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas. Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu.

Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.

Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini.

Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika. Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.

Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka. Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.

Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia.

Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.

Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.

Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.

Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternatif lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.

Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.

Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun.

Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ?

Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini?

Coba dong beri pula perhatian yang memadai.

Atau coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang ini.

Santos mengatakan berdasarkan penelitiannya bahwa berbagai kisah tentang negara bak ‘surga’ yang kemudian menjadi hilang, bencana banjir besar, letusan gunung berapi, dan gempa dahsyat ditemui pada kisah-kisah berbagai bangsa di seluruh dunia. Kisah ini mirip satu dengan lainnya.

Konon kabarnya pula, sejumlah menhir yang berjumlah 800an buah di Mahat posisinya menghadap kearah matahari terbit, atau kearah Timur. Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos yang tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa bumi.Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos yang tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Pulau Sumaterapun ternyata tertulis dalam kisah Atlantis, yang disebut sebagai Taprobane. Dulu Taprobane ini diartikan sebagai Ceylon, tapi kalau melihat ukuran besarnya tidak syak lagi bahwa Taprobane adalah Sumatera yang dikisahkan kaya dengan emas, batuan mulia, dan beragam binatang termasuk gajah.

Itulah kira-kira teori Santos secara sangat ringkas.

Bagi yang berminat untuk membaca lebih jelas, dapat langsung ke website Profesor Santos http://atlan. org/ atau membeli bukunya yang disebutkan diatas ke penerbit ‘Amazon.com’ (kalau sudah ada terbitan barunya).
Dan….perusahaan penerbangan mana yang akan memulai dengan iklan : Indonesia, Truly Atlantis………



Senin, 05 Oktober 2009

Rindu Hadirmu

Terasa bosan nyanyikan lagu

Lagu yang ada didalam buku

Aku memang terlihat lugu

Tapi sangat dalam rasa cintaku


Melihat langit tidak memerah

Warnanya kelabu tertutup awan tebal

Cinta pertama katanya indah

Tapi sering berakhir sesal


Dari sini tak kulihat pelangi

Haruskah ku terus mencari

Kuingin kau hadir kembali

Mewarnai hidup seperti pelangi.

Rasa Tertinggal

Tuhan perlihatkan padaku
wajah dia yang sangat ku cintai
Tolong buat dia merasa bahwa aku sedang memeluknya
Entah mengapa cinta datang saat sudah terjadi perpisahan

Ku takkan tenang sebelum dia tau
Ku cinta dia dengan perasaan sepenuh hatiku
Walau nanti tak bertemu lagi
Ku hidup dihatinya

ALAMKU


tik tok
tik tok
waktu terus berjalan
pohon pun terus ditebang

tik tok
tik tok
sampah , polusi
itulah yang membuat alamku rusak

masih dapatkah kita menikmati alam
ranting kering luruh
sampah berserakan
alamku sekarang sudah kering

Kini sudah saat nya

kita mengembalikan alam kita
menjadi hijau kembali
dan mentari bersinar indah

About Me

Foto Saya
bombom
Hi Friends, My name bombom, thank you for visiting my Blog. I was born in Jakarta, Indonesian, twenty years ago. Now I live in east jakarta, Indonesian. and I'm enjoying every moment of it. here on my Blog you can read, comment or share it all with me. enjoy your days! i'm just ordinary boy and i act in this world like ordinary people and just want a be usefull boy. >o<
Lihat profil lengkapku